Rabu, 28 Desember 2011

Rekam Jejak Kontroversial Kim Jong-il dari Masa ke Masa

 
 
Rakyat Korea Utara berduka. Pemimpin mereka, Kim Jong-il, meninggal dunia pada Sabtu 17 Desember 2011. Diduga, Kim terkena serangan jantung saat melakukan perjalanan dengan kereta. Kim Jong-il meninggal dalam usia 62 tahun.


Kim Jong-il naik ke tampuk kekuasaan pada 1994. Dia menggantikan sang ayah,Kim Il-sung yang juga wafat karena serangan jantung.

Selama kepemimpinannya, program nuklir Korea Utara masih menjadi sorotan dunia. Tensi hubungan dengan dunia Barat naik turun. Begitu juga hubungan mereka dengan negara tetangga mereka, Korea Selatan.

Berikut kepemimpinan Kim Jong-il dari masa ke masa seperti dikutip dari Reuters:

Juli 1994: Kim Il-sung meninggal karena serangan jantung dalam usia 82 tahun. Kekuasaan kemudian diserahkan kepada sang anak, Kim Jong-il. Ini merupakan suksesi pertama dalam dinasti komunis Korea Utara.

Oktober 1994: Pemerintahan Bill Clinton, Amerika Serikat, menandatangani kesepakatan dengan untuk membekukan program nuklir Korut dengan imbalan paket bantuan.

Juni 2000: Presiden Korea Selatan, Kim Dae-jung dan Kim Jong-il bertemu di Pyongyang dan menghasilkan perjanjian untuk mengurangi ketegangan dan mempertemukan keluarga di kedua negara yang terpisah selama perang Korea.

Maret 2001: Korea Utara menghentikan dialog dengan Korsel setelah Presiden AS yang baru, George W Bush menerapkan kebijakan pengawasan terhadap Korut.

Januari 2002: Dalam pidato resminya, Bush menuding Korut bersama Iran dan Irak sebagai 'poros setan'. Korea Utara menyatakan tudingan AS itu sebagai deklarasi perang.

Desember 2002: Korea Utara mengumumkan niat mereka untuk membuka reaktor Yongbon. Di akhir bulan, Korut menonaktifkan perangkat pengawasan IAEA dan mengusir inspektur badan pengawas.

Januari 2003: Korea Utara keluar dari Traktat Non-Proliferasi Nuklir.

September 2005: Korea Utara mencapai kesepakatan dengan China, Jepang, Rusia, Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk meninggalkan semua senjata dan program nuklir yang ada, dan kembali ke NPT.

Oktober 2006: Korea Utara melakukan tes nuklir pertama.

Februari 2007: Korea Utara setuju menutup reaktor untuk memulai dan mengizinkan pemeriksaan nuklir PBB kembali dengan imbalan bantuan.

Agustus 2008: Kim diduga menderita stroke yang membuat dia absen dari publik selama berbulan-bulan.

Agustus 2008: Pyongyang mengatakan akan mundur dari pembekuan fasilitas Yongbyon.

Oktober 2008: AS akan mengeluarkan Korea Utara dari kelompok negara sponsor terorisme, menyusul kesepakatan verbal inspeksi program nuklir. IAEA segera diberikan akses ke reaktor Yongbyon.

April 2009: Korea Utara meluncurkan sebuah roket. Seminggu kemudian, Dewan Keamanan PBB mengutuk Korea Utara.

Sehari kemudian, Korea Utara menyatakan akan keluar dari pembicaraan nuklir pihak terkait nuklir  dan memulai kembali reaktor Yongbyon. Mereka juga mengusir inspektur PBB.

Mei 2009: Korea Utara menyatakan telah melakukan uji coba nuklir.

Maret 2010: Sebuah kapal korvet angkatan laut Korea Selatan tenggelam, menewaskan 46 pelaut. Korea Selatan mengumumkan bahwa penyelidikan menunjukkan Korut telah menghajar kapal itu dengan torpedo.

Mei 2010: Kim mengatakan dia tetap berkomitmen untuk "denuklirisasi" di semenanjung Korea, selama kunjungan ke China.

Agustus 2010: Kim mengunjungi China, bertemu dengan Presiden Hu Jintao di timur laut Kota Changchun.

September 2010: Kim mengumumkan anak bungsunya Kim Jong-un sebagai penggantinya pada konferensi Partai Buruh.

Oktober 2010: Kim Jong-un menghadiri latihan militer.

Mei 2011: Kim Jong-il dan para pemimpin Cina bersumpah bahwa aliansi mereka akan berlangsung hingga ke penerus mereka.

Agustus 2011: Di China, Kim mengatakan bersedia untuk kembali ke pembicaraan nuklir. Hari sebelumnya, Presiden Rusia Dmitry Medvedev membahas program nuklir Pyongyang dengan Kim di Siberia.

September 2011: Kim dan Kim Jong-un menghadiri ulang tahun ke-63 negaranya dan meninjau parade militer.

Desember 2011: Kim wafat pada 17 Desember dan dua hari kemudian digantikan oleh putra ketiganya, Kim Jong-un.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar