Bahkan, lebih parah lagi, bisa menyusutkan otot bokong dan merusaknya. Peringatan ini datang dari Amit Gefen, ilmuwan Israel yang memublikasi penelitiannya dalam American Journal of Physiology – Cell Physiology.
Ia melakukan pemindaian pada orang yang harus duduk dan tidur dalam waktu lama karena mengalami kelumpuhan. Hasilnya adalah otot bokong menyusut dan rusak karena kurang bergerak. Juga diketahui, bahwa sel lemak terus berkembang karena tidak adanya aktivitas dan menciptakan garis lemak yang sangat tebal.
Dari hasil penelitian ini, tidak heran kalau Amit menyarankan untuk para pekerja yang setiap harinya duduk selama berjam-jam, menyediakan waktu untuk berjalan kaki. Pasalnya, peneliti menemukan bahwa preadipocyte, prekursor untuk sel lemak, berubah jadi sel lemak dan menghasilkan lebih banyak lemak ketika kita duduk atau berbaring dalam kurun waktu lama.
Risiko obesitas tentu saja jadi semakin tinggi. Belum lagi penyakit lain yang muncul karena terlalu banyak tumpukan lemak dalam tubuh. Jadi, imbangi kebiasaan duduk lama Anda dengan aktivitas lain baik dengan berjalan kaki, lari atau olahraga lain.
“Masalah obesitas lebih dari sekedar ketidakseimbangan kalori. Sel dalam tubuh juga responsif terhadap lingkungan gerakan mekaniknya. Sel lemak akan memproduksi trigliserida (simpanan lemak terbesar dalam tubuh) lebih banyak dan pada tingkat yang lebih cepat, bila terkena peregangan statis,” kata Amit, dikutip dari Daily Mail.
Temuan ini menunjukkan bahwa kita perlu lebih banyak bergerak agar sel lemak tubuh tidak diproduksi secara berlebihan. Termasuk juga memerhatikan asupan kalori dari makanan dan minuman yang dikonsumsi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar